Hiển thị các bài đăng có nhãn InternasionalHiển thị tất cả
Hadapi Amerika, Iran Pantas Impikan 3 Senjata Rusia Ini
Rusia mengirim beberapa pesawat tempur dan pesawat pembom dalam operasi memerangi ISIS di Suriah.

Sanksi dari PBB dan Amerika Serikat telah mengekang Iran. Tak terkecuali untuk kemampuannya mengembangkan kemampuan militer. Saat ini kebanyakan persenjataan yang dimiliki negeri para Mullah itu, seperti yang tampak saat dikerahkan menghadapi konflik dengan Amerika, adalah warisan dari era Soviet.

Sanksi dari PBB sejatinya berakhir pada akhir 2020 ini. Jika sanksi tak berlanjut Iran tentu memiliki kesempatan untuk belanja senjata, dan bila ini benar terjadi Rusia paling potensial didatangi pertama. Persekutuan di antara negara itu sudah terjalin lama dan tampak dalam arsenalnya saat membalas serangan Amerika, 8 Januari lalu.

Lalu, senjata Rusia apa saja yang pantas didapatkan Iran? Berikut ini analisa dari situs Russia Beyond,

Su-30SM


Ini adalah modifikasi terkini dari generasi 4++ jet tempur Rusia. Satu fitur utamanya adalah kemampuan untuk bermanuver tajam. Mesin dan desain aerodinamis jet ini memungkinkan pilotnya berakrobat kelas tinggi sembari manarget musuh yang berjarak hingga 100 kilometer.

Jet tempur ini juga compatible untuk seluruh jenis rudal udara-ke-udara maupun darat-ke-udara berpresisi tinggi milik Rusia. Kemampuan jelajahnya 3000 kilometer tanpa harus isi ulang bahan bakar atau mendarat.

K-300P Bastion-P


Ini adalah sistem pertahanan dengan rudal yang bisa digunakan untuk mengawal garis pantai Iran dari segala kapal tempur, tank maupun kendaraan amfibi musuh lainnya. Sistem ini meluncurkan rudal kelas P-800 Oniks yang memiliki kecepatan supersonik dengan hulu ledak 250 kilogram.

Rudal itu mampu melenyapkan target yang berjarak hingga 3.000 kilometer dari garis pantai. Ini memberi kapasitas kepada Iran untuk mengawal perairan Teluk Persia.

Sistem Pertahanan Udara S-400


S-400 adalah sistem pertahanan udara milik militer Rusia paling mashyur saat ini karena belum ada rivalnya. Sistem senjata ini dibuat untuk melindungi setiap obyek militer atau pemerintahan penting dari ancaman serangan udara: jet tempur, pesawat siluman, rudal supersonik terbang rendah maupun rudal balistik strategis.

Setiap roket yang dilepasnya mampu menjatuhkan target musuh yang berjarak 2.000 kilometer. Kemampuan membidiknya yang 360 derajat juga lebih unggul dari rival terdekatnya, MIM-104 Patriot buatan Amerika. Rudal Patriot hanya bisa membidik dengan radius 180 derajat.
Pangeran Harry dan Meghan Markle Dicopot Gelar Kerajaannya
Meghan Markle dan Pangeran Harry. Foto: Getty Images

Drama Pangeran Harry dan Meghan Markle keluar dari keanggotaan senior keluarga Kerajaan Inggris masih berlanjut. Keputusan tersebut berujung pada pencopotan gelar kerajaan Pangeran Harry dan Meghan Markle.

Pencopotan gelar itu diumumkan Istana Buckingham lewat pernyataan resmi yang dirilis, Sabtu (18/1/2020).

Istana mengatakan Ratu Elizabeth II merestui keputusan Pangeran Harry dan Meghan Markle yang ingin melanjutkan hidup mereka secara mandiri dan lepas dari status anggota senior keluarga Kerajaan.

Namun konsekuensinya, mereka harus merelakan gelar His Royal Highness dan Her Royal Highness.

"The Sussexes tidak akan memakai gelar HRH sebagaimana mereka tidak lagi mengabdi sebagai anggota keluarga Kerajaan," demikian bunyi pernyataan tersebut seperti dikutip Daily Mail.

Mereka juga harus mundur dari tugas-tugas kerajaan sepenuhnya, termasuk yang berkaitan dengan kegiatan kemiliteran. Pendanaan dari uang publik untuk keduanya pun dihentikan.

Disebutkan pula bahwa Pangeran Harry dan Meghan berniat mengembalikan biaya renovasi rumah mereka, Frogmore Cottage di Windsor. Renovasi yang memakan biaya sampai 2,4 juta pound sterling atau Rp 42,6 miliar itu berasal dari pajak rakyat.

"Semua ketentuan baru ini mulai berlaku pada musim semi 2020," tutup pernyataan tersebut.

Meski kehilangan gelar kerajaannya, Pangeran Harry dan Meghan Markle akan tetap dikenal sebagai Duke dan Duchess of Sussex. Harry juga masih berada di urutan keenam pewaris takhta Kerajaan Inggris.

Pencopotan gelar juga pernah dialami mendiang ibu Harry, Puteri Diana. Diana tidak boleh memakai Her Royal Highness setelah resmi bercerai dari Pangeran Charles.


Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mencuit di akun Twitter miliknya. Ia mengeluhkan soal pengalaman menggunakan ponsel iPhone yang lebih suka dengan fitur tombol beranda atau home botton ketimbang keluaran terbaru yang sepenuhnya touch screen.

Perubahan Apple yang sudah ajeg dengan ciri khas tombol home itu juga dirasakan banyak konsumennya, termasuk Trump.

Cuitan itu ditujukan kepada CEO Apple Inc, Tim Cook. Dalam beberapa kesempatan, keduanya juga memang sering melakukan pertemuan dan makan malam bersama terkait masalah bisnis Apple.

"Kepada Tim: tombol pada iPhone [dengan home button] jauh lebih baik daripada menggesek layar [swipe]!" cuit Trump, Jumat (26/10/2019).

Namun, seperti diberitakan Reuters, Apple tidak memberikan respons atas cuitan Trump tersebut.

Sejak pertama kali diluncurkan 12 tahun silam, ponsel buatan Apple Inc ini memang sudah meniadakan fitur home button pada 2017 silam melalui iPhone X. Ponsel ini menandai revolusi 10 tahun Apple.

Selain berfungsi untuk membuka kunci perangkat atau kembali ke layar beranda, tombol home juga bisa melakukan konfirmasi pembayaran di toko digital iTunes melalui pindaian sidik jari penggunanya.

Semenjak meniadakan fitur home button, Apple menggantikannya dengan menerapkan teknologi pengenalan wajah (face ID) untuk membuka kunci perangkat.
Copyright © - Giáo Xứ Hòa Bình